Proposal Kesehatan Gigi Dan Mulut

Proposal Kesehatan Gigi Dan Mulut – HUBUNGAN PERILAKU SISWA DENGAN KESEHATAN GIGI DAN LISAN ANAK DI SEKOLAH SWASTA N 03 MUARADUA LHOKSEUMAWEO Disusun oleh : Asri Aprillya Sholehah180610042 Program Pendidikan PhD Universitas Swasta 2020… ……….. …… ……………………………… ……. ……………………………………………… .. … ….. ………. …………… Daftar Isi Hakim….. …….. ………………………………………… ….. …………………. …………………… ….. …………………………………. .. … … …………………………….. .. ….. …. ………

1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut jarang dianggap penting dalam masyarakat saat ini. Padahal, kebersihan gigi dan mulut harus mendapat perhatian yang besar, karena mengalami sakit gigi dapat menurunkan performa aktivitas dan rasa percaya diri. Diantara permasalahan yang mungkin terjadi, penting untuk mengetahui perilaku kebersihan mulut yang benar, yang dapat kita terapkan dalam aktivitas sehari-hari di kemudian hari sebagai bentuk pencegahan dari penyakit mulut itu sendiri (1).

Proposal Kesehatan Gigi Dan Mulut

Proposal Kesehatan Gigi Dan Mulut

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 89 Tahun 2015 tentang Upaya Kebersihan Gigi dan Mulut, kesehatan gigi dan mulut adalah keadaan sehat jaringan keras dan lunak gigi serta komponen-komponen yang terkait dalam rongga mulut, yang memungkinkan individu untuk makan, estetis. kelainan, penyakit, berbicara dan berkomunikasi tanpa rasa tidak nyaman akibat kelainan oklusal dan kehilangan gigi untuk menjalani kehidupan yang produktif secara sosial dan ekonomi. Kebersihan gigi dan mulut memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencegahan penyakit gigi dan mulut (2). menurut

Dua Mahasiswa S1 Kedokteran Gigi Unimus Raih Juara On-mipa Bidang Ilmu Biologi

Pada tahun 2016, dikutip dari penelitian yang dilakukan oleh Kasbaum et al., permasalahan kesehatan gigi dan mulut khususnya kerusakan gigi merupakan penyakit yang dialami oleh hampir separuh penduduk dunia (3,58 miliar orang) (3).

Angka permasalahan gigi tertinggi di Indonesia adalah gigi rusak/rusak/sakit (45,3%), sedangkan permasalahan kesehatan mulut yang dialami sebagian besar penduduk Indonesia adalah gusi bengkak dan/atau bisul (abses) sebesar 14% (4). .

Masalah kerusakan gigi masih menjadi masalah yang umum terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa, dan kita tidak bisa membiarkannya bertambah parah karena akan berdampak pada mereka.

Kualitas hidup dimana mereka mengalami kesakitan, ketidaknyamanan, kecacatan, infeksi akut dan kronis, gangguan makan dan tidur, serta berisiko tinggi dirawat di rumah sakit, sehingga mengakibatkan tingginya biaya kesehatan dan berkurangnya waktu belajar di sekolah (5). Perilaku kebersihan gigi dan mulut sebaiknya dilakukan sejak usia muda. Anak usia sekolah dasar merupakan waktu yang ideal untuk melatih kemampuan motoriknya. Upaya menjaga kebersihan mulut memerlukan perhatian lebih, seiring pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa ini. Kondisi gigi dan mulut anak saat ini akan mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut anak saat dewasa (6). Menurut Notoadmojo, secara teori perubahan perilaku atau adopsi perilaku baru atau kesadaran kesehatan dapat dikelompokkan menjadi pengetahuan, sikap dan tindakan (7).

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala

Angka perilaku menyikat gigi sehari-hari pada penduduk usia di atas tiga tahun di Indonesia adalah 94,7%, namun tingkat menyikat gigi yang benar pada penduduk usia di atas tiga tahun pada umumnya rendah, artinya mereka hanya mendapat 2 poin dari 10. (4). Di Aceh, tingkat perilaku menyikat gigi harian penduduk Indonesia selama tiga tahun adalah 93,2%. Dibandingkan dengan presentasi Provinsi Rio de Janeiro yang sebesar 97,6%, Provinsi Aceh masih berada di bawah. Provinsi Aceh mendapat nilai 2 dari 10 poin mengenai tingkat perilaku menyikat gigi yang benar pada anak di atas usia tiga tahun. Dengan skor 8,8 dibandingkan Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Aceh masih jauh di bawah 4. Penelitian yang ditujukan pada siswa sekolah dasar dan menengah di Madan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status kebersihan mulut siswa sekolah dasar dan menengah yang mengalami kerusakan gigi dengan status kebersihan mulut. Semakin tua usiamu, semakin besar ukurannya

1 Tujuan Penelitian 1.4 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan perilaku kebersihan gigi dan mulut dengan kebersihan mulut anak di SD N 03 Muara Dua Lhokseumawe.

1.4 Tujuan Khusus 1. Mendeskripsikan perilaku kebersihan gigi dan mulut siswa SD N 03 Muara Dua Lhokseumawe. 2. Mengetahui gambaran kebersihan gigi dan mulut pada siswa SD N 03 Muara Dua Lhokseumawe. 3. Mengetahui karakteristik responden. 4. Untuk mengetahui hubungan perilaku siswa SD N 03 Muara Dua Lhokseumawe dengan kebersihan mulut anak.

Proposal Kesehatan Gigi Dan Mulut

1.5 Keunggulan Teoritis 1. Informasi yang terkandung dalam hasil penelitian dapat digunakan untuk mengembangkan pengetahuan tentang pentingnya perilaku dalam menjaga gigi yang baik dan benar khususnya pada anak-anak. 2. Hasil penelitian dapat dijadikan referensi di perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Malikosela.

Standar Pelayanan Pemeriksaan Gigi Dan Mulut

1.5 Keuntungan Praktis 1. Pendidikan Hasil penelitian dapat dikembangkan lebih lanjut untuk keperluan penelitian, dengan judul yang sama atau berbeda. 2. Sekolah Hasil penelitian dapat dijadikan bahan bagi sekolah dalam mengajarkan tentang menjaga kebersihan gigi dan mulut.

1.1.1 Kebersihan gigi dan mulut Kesehatan gigi dan mulut adalah keadaan sehat jaringan keras dan lunak gigi serta komponen penyertanya dalam rongga mulut, yang memungkinkan seseorang untuk makan, berbicara dan bersosialisasi tanpa gangguan fungsional, gangguan estetika dan tidak nyaman. penyakit, kelainan oklusal dan kehilangan gigi untuk dapat menjalani kehidupan yang produktif secara sosial dan ekonomi (2). Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat penting untuk dijaga dan merupakan bagian integral dari kesehatan secara umum sehingga memerlukan penanganan segera sebelum terlambat dan dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Jaga kesehatan gigi dan mulut seluruh keluarga dan masyarakat (8). Permasalahan kerusakan gigi masih menjadi masalah yang umum terjadi baik pada anak-anak maupun orang dewasa, dan kita tidak bisa membiarkannya bertambah parah karena akan mempengaruhi kualitas hidup mereka, dimana mereka akan mengalami rasa sakit, ketidaknyamanan, cacat, infeksi akut dan kronis, makan. dan gangguan tidur. Tingginya risiko rawat inap, mengakibatkan tingginya biaya kesehatan dan berkurangnya waktu belajar di sekolah.

Menurut Sri Ramayanti, penyakit pada jaringan keras gigi yang ditandai dengan rusaknya email dan dentin akibat aktivitas metabolisme bakteri pada plak sehingga menyebabkan demineralisasi akibat interaksi produk mikroorganisme, air liur, dan makanan dengan email. bagian. Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya karies adalah: a. Mikroorganismeb. gigi dan air liur c. makanan d. Saat ini terdapat tiga teori mengenai mekanisme terjadinya karies, yaitu teori

Atau asam. Menurut teori asidogenik, perkembangan karies disebabkan oleh asam yang dihasilkan mikroorganisme terhadap karbohidrat, yang ditandai dengan hilangnya karang gigi dari komponen anorganik dan hancurnya bahan organik dari gigi (12).

Bkgn 2023 Di Fkg Universitas Jember

Hal ini ditandai dengan kerusakan progresif pada ligamen periodontal dan tulang alveolar dan menyebabkan mobilitas gigi dan akhirnya kehilangan gigi. Tingkat keparahan gingivitis berhubungan dengan kebersihan mulut yang buruk, yang berarti akumulasi plak bakteri pada kalkulus subgingiva (13). 3. Kanker Kanker mulut adalah pertumbuhan sel kanker yang terjadi di rongga mulut, antara lain pada bibir dan selaput lendir pada bibir, gusi, langit-langit mulut, lidah, dan lapisan wajah (14). Penyebab kanker mulut masih belum diketahui, namun dipengaruhi oleh banyak faktor lokal, yaitu iritasi dan restorasi kronis, kebersihan mulut yang buruk, dan kerusakan gigi. Ada juga yang disebabkan oleh faktor eksternal yaitu merokok, virus, konsumsi alkohol, dan faktor tuan rumah antara lain usia, jenis kelamin, genetika, dan nutrisi imunologis (15).

1.1.1 Menjaga kesehatan mulut dan gigi Bentuk pencegahan yang sederhana dan relatif murah adalah menyikat gigi secara cukup dan benar dengan pasta gigi berfluoride. Berguna dalam memutus ikatan perkembangan bakteri penyebab gangguan gigi, terutama karies (16).

Penilaian seseorang terhadap suatu stimulus disebut dengan sikap. Setelah menerima stimulus, mereka terus melakukan evaluasi atau respon terhadap stimulus tersebut. Sikap merupakan kesediaan individu untuk bertindak atau menyikapi dengan baik rangsangan negatif dari suatu rangsangan. Pendekatan tersebut mempunyai struktur tersendiri yang terdiri dari tiga komponen yang saling berkaitan, yaitu komponen kognitif (

Proposal Kesehatan Gigi Dan Mulut

Komponen kognitif merupakan representasi dari apa yang dipikirkan oleh orang yang mempunyai sikap tentang apa yang benar atau dapat diterapkan pada objek sikapnya. Komponen emosional adalah perasaan yang berhubungan dengan aspek emosional seseorang pada suatu objek sikap. Dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku sesuai dengan sikap individu. Interaksi ketiga komponen tersebut berlangsung serasi dan konsisten, karena jika salah satu di antaranya tidak selaras maka ketiga komponen tersebut harus mengarah pada satu pendekatan yang terpadu. Dan jika tidak konsisten maka terciptalah mekanisme yang mengubah posisi agar konsisten kembali (22).

Proposal Seminar Kesehatan Gigi Dan Mulut

), dapat diartikan subjek memperhatikan rangsangan yang diberikan objek. Misalnya, mereka meminta siswa memperhatikan cara menyikat gigi yang benar agar anak paham. pada. menjawab (

), jika Anda bertanya, Anda dapat memberikan jawaban, jika Anda diminta untuk melaksanakan dan melaksanakan suatu tugas, ini menunjukkan akses. Karena itu artinya Anda ingin mendapatkan idenya. Misalnya ketika siswa diajari menyikat gigi dengan baik dan benar, maka anak akan berusaha

), pengenalan dan pemilihan berbagai objek yang berkaitan dengan tindakan yang akan dilakukan merupakan latihan tingkat pertama b. respons terarah (

), jika seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar atau sudah menjadi kebiasaan, maka dia telah mencapai praktik tingkat ketiga. D. adopsi (

Tingkatkan Kesadaran Kesehatan Gigi Dan Mulut Bumil, Puskesmas Sitiung 1 Bikin Terobosan

), sudah merupakan kampanye yang dikembangkan. Tindakan ini telah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut (19, 20, 24).

1.1 Hubungan perilaku kebersihan gigi dan mulut dengan kesehatan gigi dan mulut anak Berdasarkan penelitian yang dilakukan Yohanes et al. di SD N 03 Muara Dua Lhokseumawe diperoleh hasil bahwa 74 responden mempunyai pengetahuan baik dan OHI-S-, keluar. dari total 160 orang yang ditanyakan, sehingga penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan antara anak yang berpengetahuan baik dengan 2,2 kali peluang mempunyai status kesehatan mulut yang baik (25). Penelitian Effi Korniati menunjukkan bahwa dari 106 responden, anak SD kelas 4 SD

Alat kesehatan gigi dan mulut, flipchart kesehatan gigi dan mulut, cara menjaga kesehatan gigi dan mulut, contoh judul proposal kesehatan gigi dan mulut, leaflet kesehatan gigi dan mulut, gambar kesehatan gigi dan mulut, promosi kesehatan gigi dan mulut, kuesioner kesehatan gigi dan mulut, kesehatan gigi dan mulut, proposal penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, contoh proposal kesehatan gigi dan mulut, brosur kesehatan gigi dan mulut

Artikel Terkait

Leave a Comment